Pesona Negri Diatas Awan

Indonesia sebagai negara kepulauan, memiliki tempat-tempat yang indah dan unik di masing-masing daerah. Tidak dipungkiri lagi tempat-tempat tersebut menjadi aset dan objek wisata yang dapat dikunjungi oleh wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Salah satu tempat yang saat ini sering dikunjungi dan memiliki nuansa alam yang menenangkan, nilai-nilai sejarah dan tentunya kuliner yang patut untuk dicicipi, yakni kawasan wisata Dieng di Wonosobo, Jawa Tengah.
Nama Dieng diambil dari bahasa Sansekerta, “di” berarti tempat dan “hyang” berarti dewa. dengan kata lain, Dieng adalah tempat bersemayamnya dewa. Tapi, penduduk sekitar menyebutkan Dieng berasal dari kata “edi” yang berarti cantik dalam bahasa Jawa dan “aeng” berarti aneh, sehingga diartikan sebagai tempat yang cantik tetapi memiliki banyak keanehan. Dieng merupakan salah satu tujuan pariwisata di jawa tengah yang wajib kalian datangi.

Eksotisme Alam dan Telaga Warna

Kawasan wisata ini merupakan wilayah vulkanik aktif dan dikelilingi gugusan pegunungan di sekitarnya dan terletak pada ketinggian sekitar 2.000 mdpl. Jadi, kawasan ini memancarkan pesona alam yang indah. Dieng juga dijuluki sebagai gunung api raksasa dengan beberapa kawah aktif. Meski gunung api ini telah berabad-abad mati, beberapa kawah vulkanik masih aktif hingga sekarang, di antaranya kawah Candradimuka, Sibanteng, Siglagah, Sikidang, Sileri, serta Sikendang, Sinila dan Timbang yang berpotensi gas beracun.

Kuliner Khas Mie Ongklok

Mie Ongklok, makanan khas Dieng ini tidak jauh berbeda dengan mie yang lain. Bahan utamanya menggunakan mie kuning dan sayuran. Bedanya, jika mie yang lain menggunakan sayur sawi, mie ongklok menggunakan campuran kubis dan kucai mentah dan penyajiannya cukup dimasukkan ke dalam saringan dari bambu serta dicelupkan ke dalam air mendidih.
Kuahnya pun berbeda, ada dua jenis. Mie dan sayuran ditempatkan ke dalam mangkuk, lalu disiram dengan kuah pertama yang kental berwarna cokelat dari campuran sari pati singkong, gula merah, ebi dan resep rahasia lainnya. kemudian, mie disiram kembali dengan kuah bumbu kacang dan ditaburkan merica bubuk serta bawang goreng sebagai pelengkap. Jika selera dengan rasa pedas, tersedia cabai rawit hijau yang dihaluskan. Mie ini juga disajikan dengan sate sapi, tempe kemul dan geblek atau semacam singkong, sehingga kian menggugah selera.

Dari Candi Hingga Anak Gimbal

Peninggalan kejayaan masa lalu di kawasan Dieng terlihat dari beberapa candi yang berdiri. Salah satu candi tertua di Jawa, yaitu Kompleks Candi Arjuna, memiliki lima candi berusia lebih dari seribu tahun. Candi-candi tersebut diberi nama dari tokoh-tokoh pewayangan oleh penduduk sekitar. Candi utamanya adalah Candi Arjuna yang berhadapan dengan Candi Semar yang berbentuk memanjang dengan atap limas. Tak hanya bangunan candi yang berada di kompleks tersebut, tetapi juga ditumbuhi pohon-pohon cemara dan bunga-bunga, sehingga menambah keindahan dan ketenangan di kompleks itu.
Sementara itu, ada keunikan lain yang tersimpan di balik pesona kawan Dieng. Berbagai mitos berkembang pada warga asli Dieng, salah satunya fenomena anak gimbal. Anak-anak tersebut terlahir dengan normal, tetapi mendadak terserang demam tinggi dan tumbuh rambut gimbal di kepalanya. Fenomena ini dipercaya bahwa anak gimbal adalah keturunan pupunden atau leluhur pendiri Dieng. Mereka harus memotong rambut gimbal itu melalui prosesi ruwatan setelah permintaan anak dipenuhi oleh orang tuanya. Jika permintan anak tersebut gagal dipenuhi, rambutnya akan tumbuh lagi meski dipotong berkali-kali. Karakter anak gimbal cenderung lebih aktif, kuat dan agak nakal. Tetapi, tidak ada seorang pun yang tahu kapan dan siapa anak yang diwariskan rambut gimbal itu.



Untuk bisa ke Dieng ada banyak cara yang bisa di tempuh, anda bisa dari Solo, Jogja ataupun semarang, tapi jangan lupa untuk mencicipi berkendara kendaraan bermotor di jalanan dieng yah... DINGINNNNN banget bro..
 
Copyright © Bagus Atmaja
Theme byBy& Bagus Sponsored by Atmaja